Senin, 04 November 2019

5 Perbedaan Bandara Ahmad Yani Lama dan Baru

Presiden Joko Widodo meresmikan beroperasinya terminal baru di Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani dan Gedung Menara Pengawas Airnav, Semarang, Jawa Tengah pada Kamis, 7 Juni 2018 sore. "Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohiim, saya resmikan pengoperasian terminal Bandara Ahmad Yani pada sore hari ini," ujar Jokowi. Jokowi mengakui, pemerintah memang fokus meningkatkan infrastruktur di bidang logistik. Harapannya, distribusi barang menjadi lebih mudah dan harga menjadi lebih murah. Peresmian tersebut kemudian disertai dengan penekanan tombol sirine.

Presiden Joko Widodo meresmikan beroperasinya terminal baru di Bandar Udara Internasional  5 Perbedaan Bandara Ahmad Yani Lama dan Baru

Satu persatu infrastruktur yang di garap serius oleh pemerintah perlahan mulai rampung dan di harapkan bisa menunjang kebutuhan transportasi nasional hingga koneksi daerah menuju internasionl

Ramah lingkungan
Konsep operasional bandara ini mengusung teknologi ramah lingkungan. Lampu penerangan bandara di beritakan beberapa bulan lalu menggunakan solar cell atau teknik menyerap tenaga sinar mentari menjadi energi listrik. Solar Cell yang terpasang akan menyerap cahaya matahari yang akan diubah menjadi listrik dan di simpan dalam penampungan energi, guna menerangi jalanan bandara. 

Sementara itu, untuk kebutuhan air bersih , pada terminal bandara baru Ahmad Yani ini mengadopsi sistem reverse osmosis. Air tambak yang tersedia di sekitar bandara akan dikelola dan di daur ulang guna memenuhi kebutuhan air bersih bandara tersebut. 

Dengan luas terminal sekitar 58.652 m2 dan apron sekitar 72.522 m2, diharapkan bandara ini mampu memenuhi kebutuhan transportasi yang di tahun 2017 lalu, mencapai 4,4 juta penumpang dalam kurun waktu setahun itu. Di tahun 2018 ini, dengan luas yang ditambah dan fasilitas terminal baru, di wilayah Semarang Jawa tengah, perputaran ekonomi masyarakat yang ada tentu di harapkan pula akan menjadi lebih berkembang lagi. Sumber

Diatas air
Bandara baru Ahmad Yani semarang, diberitakan merupakan bandara pertama di Indonesia yang tampak seperti terapung di atas air. Lokasi pembangunan bandara ini berada di area tambak atau kawasan rawa rawa. Dalam rancangan terdahulu, bandara ini di rencanakan akan di lengkapi dengan fasilitas pemancingan ikan. Sedap juga nih kalo menunggu keberangkatan sembari mancing ikan. Mancing mania pasti sangat setuju dengan ini. 


Akses keluar masuk
Pembangunan akses jalan menuju ke bandara dan sebaliknya terus di perbaiki dan di tambah. Jalur akses dari jalan raya dan tol di sinergikan menuju ke bandara baru Ahmad Yani ini. Konsep jalan layang maupun jalan konvensional terus dikebut untuk di selesaikan dengan baik. Hasilnya untuk sementara ini bandara baru Ahmad Yani sudah resmi beroperasi. Hal ini di tandai dengan peresmian pengoperasian bandara tersebut oleh presiden Joko Widodo. 

Akses jalan keluar masuk yang mumpuni diharapkan nantinya mampu menopang lalu lintas udara dalam melayani kebutuhan transportasi. Jalan yang terkoneksi dengan baik tentu nantinya akan mempermudah akses kargo kiriman barang keluar dan masuk, baik itu kiriman kargo domestik hingga kiriman kargo internasional.

5 point perbedaan bandara ahmad yani semarang dari yg lama antara lain:
1. Terminal dibangun diatas rawa (air) dan dikelilingi kolam, mulai dari gedung terminal, gedung parkir, dan wetland park area, dgn maksud utk mengakomodir kondisi lahan yg sebelumnya merupakan lahan rawa.

2. Area bandara ditanami 24 ribu bibit manggrove (seluas 4.478 m2) utk mendukung kelestarian lingkungan.

3. Kapasitas terminal dari 800 rb menjadi 6,9 jt (atau lebih luas 9x dari terminal bandara lama)

4. Luas terminal kargo dari 774 m2 menjadi 2.048 m2 (atau lebih luas 3x).

5. Pemenuhan kebutuhan air tdak hanya dari PDAM namun diperoleh dari air payau dan air hujan yg diolah dgn sistem Reverse Osmosis (RO).


Sumber: jpp.go.id dan kompas.com dan kaskus.co.id