Tahukah kamu apa saja jenis-jenis atau macam-macam cerpen yang beredar saat ini? Mungkin, banyak di antara kamu yang suka membaca cerpen. Ada banyak manfaat yang bisa kita petik dengan membaca cerpen, seperti pesan atau amanatnya bisa menjadi pelajaran hidup. Meskipun, cerpen termasuk ke dalam karangan fiksi atau rekaan, namun rangkaian kejadian atau peristiwa yang ditampilkan kadang-kadang hampir sama dengan yang terjadi di dunia nyata. Jadi, bisa dikatakan bahwa pengarang cerpen memberikan solusi dari berbagai permasalahan kepada pembaca melalui cerpen yang ia buat.
Sekarang ini, perkembangan cerpen sudah sangat pesat. Apalagi, ditunjang oleh kemajuan teknologi membuat para pengarang cerpen semakin produktif saja. Penggunaan medianya pun telah bervariasi, jika dulu umumnya berbentuk buku kumpulan cerpen, tetapi sekarang ini karangan cerpen tersebut bisa juga dituangkan ke dalam bentuk blog atau website.
Jadi, ada berapa banyak jenis cerpen itu? Nah, pada kesempatan ini kami akan memberikan penjelasan lengkap, terperinci, dan tuntas mengenai jenis-jenis / macam-macam cerpen yang dikenal dalam kesusastraan. Berikut ini uraiannya:
Jenis Jenis / Macam Macam Cerpen
Cerpen dapat dibedakan jenis atau macam-macamnya berdasarkan beberapa kategori, yaitu berdasarkan jumlah kata, teknik pembuatannya, dan aliran ceritanya. Berikut ini akan kami jelaskan satu per satu masing-masing jenis cerpen berdasarkan kategori-kategori tersebut.
1. Jenis / Macam Cerpen Berdasarkan Jumlah Kata
Pembagian jenis cerpen yang pertama adalah berdasarkan jumlah kata yang digunakan untuk menyusun sebuah cerpen. Berdasarkan kategori ini, cerpen terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu: cerpen mini, cerpen menengah, dan cerpen panjang.
1.1. Cerpen Mini
Jenis Jenis cerpen yang pertama adalah cerpen mini. Cerpen jenis ini termasuk yang paling sedikit menggunakan jumlah kata, yaitu hanya sekitar 500 - 1000 kata saja, atau hanya sekitar 4 sampai 8 paragraf saja. Terdapat tantangan tersendiri saat membuat cerpen seperti ini, karena pengarang harus bisa menampilkan inti kejadian, konflik, dan penyelesaiannya, menggunakan jumlah kata yang sesedikit itu.
1.2. Cerpen Menengah
Jenis cerpen yang kedua adalah cerpen menengah. Berdasarkan jumlah katanya, cerpen jenis ini sedikit lebih banyak daripada cerpen mini, yaitu menggunakan sekitar 3.000 - 4.000 kata. Para penulis cerpen sepakat bahwa cerpen jenis inilah yang paling ideal karena tidak terlalu pendek dan tidak terlalu panjang.
Contoh cerpen yang termasuk ke dalam aliran ini adalah "Layar Terkembang", dimana penciptaan tokoh Tuli dimaksudkan untuk mewujudkan cita-cita R.A. Kartini dalam mengangkat harta dan martabat kaum wanita. Contoh lainnya, seperti "Siti Nurbaya" karya Marah Rusli dan "Pertemuan Jodoh" karya Abdul Muis.
Para pengarang dari aliran ini menuliskan cerpennya untuk mendeskripsikan dunia mimpi, tetapi tidak menjelaskan maksud sebenarnya. Sehingga, pembaca bebas menafsirkan cerpen berdasarkan pemikiran mereka sendiri. Cerpen beraliran surealisme banyak muncul di Perancis pada masa antara Perang Dunia I dan II.
Oleh karena itu, wajar jika ada yang menyebut cerpen ini sebagai cerpen cengeng. Namun, terdapat juga cerpen aliran romantisme yang menyasar kehidupan orang dewasa yang dibalut dengan pengetahuan dan pengalaman. Beberapa karya terkenal dari cerpen aliran ini, seperti "Les Mirables" karya Victor Hugo dan "Romeo dan Juliet" karya Shakespeare.
Misalnya saja, kemiskinan yang dialami oleh seseorang bukanlah disebabkan oleh Tuhan, tetapi karena pengaruh dirinya sendiri dan lingkungan. Begitupun dengan sifat baik, jahat, sakit yang diderita, dan lain-lain. Ada beberapa karya cerpen terkenal yang menganut aliran ini, seperti; "Pada Sebuah Kapal" karya N. H. Dini, "Neraka Dunia" karya Nur St. Iskandar, dan "Atheis" karya Achdiat K. Mihardja.
Demikianlah penjelaan tentang Macam-Macam / Jenis-Jenis Cerpen. Bagikan materi ini kepada orang yang membutuhkan. Terima kasih, semoga bermanfaat.
1.3. Cerpen Panjang
Jenis cerpen yang ketiga adalah cerita pendek yang panjang katanya sekitar 10.000 kata. Cerpen jenis ini bisa dikembangkan menjadi novella atau novel pendek.2. Jenis / Macam Cerpen Berdasarkan Fokus Penulisannya
Berdasarkan fokus penulisannya, cerpen terbagi ke dalam dua jenis, yaitu cerpen sempurna (well made short-story) dan cerpen tak utuh (slice of life short-story). Berikut ini kami jelaskan satu per satu:2.1. Cerpen Sempurna (Well Made Short Story)
Jenis cerpen yang ketiga adalah cerpen sempurna (well-made short story). Cerpen jenis ini ditulis dengan berfokus pada satu tema saja. Cerpen sempurna juga memiliki plot yang sangat jelas, serta akhir yang mudah dipahami. Kebanyakan jenis cerpen sempurna ditulis berdasarkan fakta atau realitas sebenarnya, dan memiliki sifat konvensional.2.2. Cerpen Tak Utuh (Slice Of Life Short-Story)
Jenis cerpen yang keempat adalah cerpen tak utuh. Di sebut demikian karena cerpen jenis ini memiliki plot yang tidak terstruktur. Pengarang cerpen membuat plot yang kadang mengambang. Umumnya, cerpen tak utuh ditulis berdasarkan gagasan atau ide murni. Oleh karena itu, cerpen jenis ini terkadang sulit dipahami sehingga perlu dibaca berulangkali.3. Jenis / Macam Cerpen Berdasarkan Aliran Cerita
Jenis-jenis cerpen juga bisa dibedakan berdasarkan aliran ceritanya. Dari kategori ini, macam-macam cerpen terbagi menjadi 9 jenis, yaitu; cerpen aliran idealisme, surealisme, romantisme, realisme, ekspresionalisme, determinisme, naturalisme, neo-naturalisme, dan impresionalisme. Yuk, mari kita bahas satu per satu.3.1. Cerpen Aliran Idealisme
Cerpen jenis ini disebut beraliran idealisme karena ide ceritanya yang bertumpu pada cita-cita pengarang. Melalui cerpen, penulis memasukkan harapan dan cita-citanya ke dalam rangkaian cerita agar sampai kepada pembaca. Ada keadaan di masa depan yang diharapkan terjadi oleh penulis cerita. Jadi, para penulis dari aliran ini memandang jauh ke depan ke masa mendatang.Contoh cerpen yang termasuk ke dalam aliran ini adalah "Layar Terkembang", dimana penciptaan tokoh Tuli dimaksudkan untuk mewujudkan cita-cita R.A. Kartini dalam mengangkat harta dan martabat kaum wanita. Contoh lainnya, seperti "Siti Nurbaya" karya Marah Rusli dan "Pertemuan Jodoh" karya Abdul Muis.
3.2. Cerpen Aliran Surealisme
Cerpen jenis kedua berdasarkan aliran cerita adalah cerpen surealisme. Cerpen jenis ini dicirikan dengan penggambaran cerita yang cenderung melompat-lompat. Pengarang cerpen menampilkan logika secara acak, sehingga diperlukan kemampuan pembaca untuk menyatukan sendiri pemikiran dan tata bahasa dari cerpen.Para pengarang dari aliran ini menuliskan cerpennya untuk mendeskripsikan dunia mimpi, tetapi tidak menjelaskan maksud sebenarnya. Sehingga, pembaca bebas menafsirkan cerpen berdasarkan pemikiran mereka sendiri. Cerpen beraliran surealisme banyak muncul di Perancis pada masa antara Perang Dunia I dan II.
3.3. Cerpen Aliran Romantisme
Cerpen jenis ketiga berdasarkan aliran ceritanya adalah cerpen romantisme. Pengarang cerpen dari aliran ini memfokuskan pada perasaan pembaca dengan cara penggunaan kata-kata indah, serta awang-awang atau pengandaian di alam mimpi. Cerpen dari aliran ini dominan menyasar kehidupan remaja dan anak muda, khususnya wanita, dimana kelompok ini lebih sering mengukur sesuatu dengan perasaan atau intuisi, ketimbang otak.Oleh karena itu, wajar jika ada yang menyebut cerpen ini sebagai cerpen cengeng. Namun, terdapat juga cerpen aliran romantisme yang menyasar kehidupan orang dewasa yang dibalut dengan pengetahuan dan pengalaman. Beberapa karya terkenal dari cerpen aliran ini, seperti "Les Mirables" karya Victor Hugo dan "Romeo dan Juliet" karya Shakespeare.
3.4. Cerpen Aliran Realisme
Jenis cerpen selanjutnya berdasarkan aliran adalah cerpen realisme. Dalam kesusastraan, cerpen jenis ini menceritakan kisah secara nyata, atau menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Penulis membuat karyanya secara objektif, teliti, tanpa campur tangan subjektif, tanpa prasangka, serta tanpa pemaksaan kehendak atau pandangan maupun tafsiran. Seluruh cerita dibuat secara apa adanya. Para pengarang dari cerpen jenis ini banyak mengambil kisah atau cerita dari masyarakat bawah, seperti kaum buruh, petani, pelacur, preman, dan gelandangan.3.5. Cerpen Aliran Ekspresionalisme
Macam-macam cerpen selanjutnya ditinjau dari aliran cerita adalah cerpen ekspresionalisme. Dalam aliran cerpen ini, pengarang seolah-olah masuk dan aktif di dalam jiwa tokoh-tokohnya. Terdapat kepekaan dari para penganut aliran ini untuk mengenali berbagai jenis ekspresi pikiran dan perasaan manusia, seperti kegembiraan, kesedihan, kerendahan hawa nafsu, dan ketinggian rasa susila. Aliran ini bertolak belakang dengan aliran realisme, dimana ekspresionalisme menjadi pengarang berperan secara subjektif, dan turut serta menyatakan dirinya pada kisah yang ia tuliskan.3.6. Cerpen Aliran Determinisme
Macam-macam cerpen lainnya berdasarkan aliran cerita adalah cerpen determinisme. Penganut aliran ini berpusat pada takdir, kebanyakan para penganut determinisme menganggap bahwa takdir adalah suatu hal yang ditentukan oleh unsur lingkungan dan biologis. Artinya, takdir dan nasib dipandang sebagai bukanlah sesuatu yang ditentukan oleh Tuhan, melainkan ditentukan oleh keadaan masyarakat sekitar.Misalnya saja, kemiskinan yang dialami oleh seseorang bukanlah disebabkan oleh Tuhan, tetapi karena pengaruh dirinya sendiri dan lingkungan. Begitupun dengan sifat baik, jahat, sakit yang diderita, dan lain-lain. Ada beberapa karya cerpen terkenal yang menganut aliran ini, seperti; "Pada Sebuah Kapal" karya N. H. Dini, "Neraka Dunia" karya Nur St. Iskandar, dan "Atheis" karya Achdiat K. Mihardja.
3.7. Cerpen Aliran Naturalisme
Macam-macam cerpen selanjutnya adalah cerpen beraliran naturalisme. Para ahli sering menyebut cerpen ini sebagai salah satu cabang dari aliran realisme. Cakupan aliran nuturalisme lebih luas dari realisme. Jika pada aliran realisme hanya berkutat pada kehidupan sehari-hari, maka aliran naturalisme cenderung menggambarkan hal apapun yang nyata dirasakan. Aliran naturalisme sering dijadikan sarana untuk melakukan kritik sosial yang tajam. Kadang-kadang, aliran ini juga digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang jorok, buruk, dan berbau pornografis.3.8. Cerpen Aliran Neo-Naturalisme
Macam-macam cerpen selanjutnya adalah cerpen aliran neo-naturalisme. Aliran jenis ini adalah pengembangan atau jenis baru dari aliran naturalisme. Neo-naturalisme adalah hasil penggabungan antara aliran realisme dengan naturalisme. Munculnya neo-naturalisme disebabkan oleh adanya ketidakpuasan para penganut realisme yang menganggap aliran ini tidak mampu untuk menyatakan ekspresi pengarang secara gamblang. Begitupun dengan ketidakpuasan para penganut naturalisme yang menganggap aliran tersebut kurang bisa untuk mengekspresikan sesuatu secara ekstrim. Perkawinan dua aliran ini melahirkan neo-naturalisme.3.9. Cerpen Aliran Impresionalisme
Macam-macam cerpen yang terakhir berdasarkan aliran cerita adalah cerpen impresionalisme. Para pengarang dari aliran ini cenderung menceritakan sesuatu berdasarkan kesan atau persepsi. Jadi, berbeda dengan realisme, aliran impresionalisme tidak menggambarkan sesuatu secara mendetail, melainkan hanya kesan pertama yang dirasakan berdasarkan penglihatan pengarang.Demikianlah penjelaan tentang Macam-Macam / Jenis-Jenis Cerpen. Bagikan materi ini kepada orang yang membutuhkan. Terima kasih, semoga bermanfaat.