Sabtu, 18 April 2020

Kisah Nyata - Kisah Perjuangan Keluargaku Melawan Santet


-
Sebutlah namaku Bagas, itu adalah nama yang diberikan oleh seseorang yang sudahku anggap kakekku sendiri, aku tinggal bersama keluargaku di sebuah komplek militer. di salah  satu kota di  jawa  barat,  aku adalah anak  pertama  dan  satu-satunya di keluarga  kami, sedari  kecil kedua  orang tuaku mengajariku  hidup mandiri, dan akupun menjalani  hidup yang tidak mudah. kaerena  ayahku  adalah  seorang  prajurit,  dan akupun sering  di tinggal  oleh  beliau  apabila  sedang  mendapat  tugas  dari  negara. Adapun ibuku adalah  seorang guru honorer yang gajinya pun tidak  seberapa.

Memang kala itu pangkat seorang prajurit terbilang cepat namun dengan gaji yang pas-pasan pula sehingga belum bisa mencukupi kebutuhan keluargaku, ada sebuah kisah unik yang  masih aku ingat sampai sekarang ketika  aku  masih  duduk  di  bangku SD  ada  seorang  tetanggaku berkata "nak  kamu  kok kecil-kecil  sudah  puasa  mutih",  lantas  akupun  tersenyum  dan  menjelaskan  bahwa aku tidak  punya  uang  untuk  membeli  lauk-  pauk. lambat laun akhirnya keberuntungan menghampiri keluarga kami. 

Berawal  dari  sebuah  tawaran  dari  salah  seorang tetangga kami  yang  memang  dekat  dengan  keluar kami  yang menawarkan untuk pindah dan menempati rumah  mereka,  orangtuaku  pun  menyambut dengan gembira dan tidak menyi-nyiakan kesempatan tersebut. Walaupun uang  kami  kurang,  namun  alhamdulilah mereka  tetap  mau menerimanya  sedang  sisa  uangnya  bisa  dicicil,  syukur  alhamdulilah  selain  rumah  baru yang  kami  tempati  itu  lebih nyaman  dan  lebih  besar  tentunya  serta  fasilitasnya pun lebih baik  dari  rumah  kami yang  yang  sebelumnya.

Di  rumah  baru  kami  aura  keberuntungan begitu  kental  terasa, sehingga  sedikit  demi  sedikit  kami  sekeluarga  mulai mampu menta perekonomian kami seiring dengan membaiknya pula perekonomian  di  negeri  ini.  akhirnya  kami  memiliki  modal  yang  cukup  untuk membuka  tmpat usaha, berawal  dari  kios  kecil-kecilan,  berkembang  menjadi  sebuah  toko  yang  menyediakan  berbagai  kebutuhan  pokok. Sehingga kami dapat meraup keuntungan  yang  besar,  dan  kami pun  dapat  membeli motor dan  sebuah  mobil  yang  lumayan bagus. Tiada  kata  terucap  selain  syukur  alhamdulilah  puji syukur  kehadirat  allah SWT uang telah  memberikan  karuniaNya  yang  besar  kepada keluarga  kami ini.

Namun  Allah  menguji  kami dimana cobaan  itu  datang menghampiri  keluarga  kami,  berawal  dari  ayahku  yang  tiba-tiba  saja  menderita penyakit yang  bisa  dibilang  aneh  dan  mungkin  tdak  ada  dalam  dunia  medis.  Ayahku  tiba-tiba saja merintih  kesakitan  pada  bagian  kepalanya, setelah  kami  cek-up  ke  dokter pun  anehnya dokter  tidak  menemukan  suatu  gejala  penyakit,  namun  disarankan  untuk  banyak beristirahat dan  minum  obat  sesuai  anjuran  dokter. 

Mungkin  hasil  diagnosa  menyebutkan ayahku  hanya  mengalami  stres  ringan  namun  ibuku  merasa  ada  suatu  hal yang tidak beres  dan  janggal  dengan  penyakit ayahku  itu,  dikarenakan  penyakit  ayahku semakin menjadi-jadi saja dari hari ke hari. Bayangkan  saja keringat  mengucur deras  dari kepala ayahku  sampai-sampai  kain  untuk  mengelap keringat  ayahku bisa diperas dan memenuhi satu ember kecil, aku dan ibuku berpikir mungkin ini ujian dari allah untuk keluarga kami supaya tidak lupa akan nikmat-NYA, namun kita sebagai umat-NYA tentu harus berikhtiar dan minta petunjuk dari-NYA, ibuku dan kawannya mulai mencari kesana kemari obat untuk kesembuhan ayahku mulai dari dokter, paranormal, hingga tabib namun hasilnya tetap saja nihil.

Ada yang aneh lagi sejak ayahku terbaring sakit, rumah baru kami seperti memiliki hawa yang teramat panas sehingga pembawaanya selalu tidak betah di rumah dan yang lebih aneh lagi ada ruang tamu kami apabila subuh selalu berantakan padahal di rumah kami tidak ada tikusnya. dan semenjak kejadian yang menimpa keluarga kami banyak diantara tetangga kami yang sepertinya enggan bersosialisasi dengan kami bahkan ada rumor yang beredar bahwa kami memiliki pesugihan atau apalah namanya yang datangnya entah dari mana. kami pun tidak terlalu ambil pusing dengan beredarnya rumor tersebut, yang terpenting adalah kami hanya percaya akan segala kekuasaan-NYA. dan hanya allah jualahyang Maha tahu siapa yang benar.

Sampai suatu ketika ayahku teman kantor ibuku mengajak ke rumah seorang pinisepuh yang rumahnya berada di suatu kebupaten di jawa barat. Setalah berbasa-basi sebentar, ibuku menceritakan semua masalahnya dan menceritakan semua masalahnya dan menceritakan tentang keadaan keluarga kami khususnya keadaan ayahku yang waktu terbaring lemah tak berdaya

Akhirnya stelah dari kediaman beliau, dan berbekal air serta menyan yang di ambil langsung dari pohonnya serta telah di beri doa-doa khusus, ibuku lantas bergegas dan pulang untuk memberikanya kepada ayahku. ayahku  ang sedang terbaring lemah itu seketika sadar dan seolah tidak pernah terjadi apa- apa terhadap ayahku. Ya! beliau sehat seperti sedia kala, sambil berurai air matai buku mengucap syukur alhamdulilah sembari memeluk ayahku, akupun terharu dan tidak kuat menahan air mata ini.

Setelah itu ibuku mengajakku ke ruang tamu, setengah berbisik beliau berkata "nak ayahmu kena santet!". Aku pun tersentak kaget dan seolah tak mempecayai kenyataan tesebut, di karenakan aku yang pada saat itu masih amat belia untuk mencernanya secara akal, lagipula kata santet sepengetahuanku hanya ada di sinetron saja, rupanya adalah sebuah kisah nyata sekaligus pahit untuk keluarga kami alami. Namun setelah mengingat-ingat apa yang telah terjadi pada pada ayahku,aku pun berusaha untuk mempercayainya. Walau tak masuk akal, rupanya kejadian tersebut baru awalnya saja, berbagai kejadian yang lebih aneh lagi datang, kami sekeluarga sering mendengar suara-suara yang entah dari mana asalnya, ada juga pelangganku yang berkata bahwa warung kami terlihat tutup. ibuku tentu saja kaget mendengarnya karena toko kami selalu buka dan tidak pernah tutup selama beberapa hari ini.

Ibuku bergumam "pantas saja ndak ada yang beli ya nak..." tutur beliau yang sepertinya sudah lelah dengan semua hal ini,berbagai benda asing juga sering kami temukan di area rumah kami, mulai dari kembang setaman, air comberan, sampai tanah kuburan. Untuk yang satu itu lebih sering di buang didepan toko kami, sehingga memberi kesan angker dan tak nyaman terlebih lagi banyak dedemit yang sering mampir ke rumah kami dan betah berlama-lama di depan warung kami yang mungkin mirip dengan rumah mereka? atau ada yang sengaja mengirim mereka? entahlah, ibuku juga tidak terlalu mengambil pusing akan hal tersebut. yang penting makhluk tersebut tidak mengganggu.

Namun tetap saja yang namanya tamu tak di undang dan berlainan alam pastinya memberi efek yang ‘berbeda’ tentunya dan memberi kesan tak nyaman bagi para pelanggan kami. sehingga kami harus mengusirnya dan memagari tentunya dengan pagar gaib, dulu ada seorang paranormal dengan setengah bercanda berkata kepada ibuku "bu, kok seneng miara dedemit sih?", ibuku sembari tersenyum kecut bilang bahwa itu adalah ulah seseorang yang yang tidak suka dengan kesuksesan keluarga kami, lalu paranormal itu menawarkan untuk membantu keluarga kami, namun dengan secara halus ibuku menolaknya dikarenakan tidak mau banyak melibatkan orang dalam urusan kami. asal tahu saja di komplek kami ini, dulunya adalah sebuah hutan belantara, selain itu banyak tempat angker yang tentunya banyak "penghuninya", serta mau di ajak berkolaborasi tentang hal duniawi yang dengan manusia yang tersesat imannya, dan juga sudah bukan hal yang aneh apabila warung kami dulunya sebelum di pagar secara gaib, sering kehilanggan beberapa lembar uang yang di lakukan oleh tuyul yang memang sengaja ada yang memeliharanya. bahkan, ibuku sering memergoki babi jadi jadian atau biasa, disebut babi ngepet yang apabila  babi itu mengesekan tubuhnya maka secara gaib uang yang ada di dalam rumah menjadi sasarannya akan raib secara nisterius.

Mungkin saking dongkolnya dengan berbagai kiriman berwujud gaib tersebut ibuku berkata "Nak,ibu heran tuh sama orang yang telah buat kita kaya gini,terus uangnya dapat dari mana ya?masa dalam sebelan udah lebih dari enam kali dia ngasih "kiriman" akupun tidak bisa berkomentar apa-apa selain hanya menyuruh ibuku untuk bersabar walau sebenarnya kesabaran kami semua sudah melebihi batas.

Ibuku memang memliki indra ke enam setelah beliau mengalami mati suri waktu jaman SMA,dan penyebabnya karena ada yang menumbalkan ibuku,namun akhirnya nyawanya dapat tertolong berkat salah seorang tetangganya yang memiliki kemampuan linuwih dan lucunya masih menurut ibuku nyawa beliau dapat tertolong setelah di paksa memakan es lilin dan sebuah pisang sungguh aneh memang namun itulah kenyataanya,dan sepertinya kata SANTET sepertinya sudah tidak asing bagi keluarga ibuku. 

Kami pun berkali-kali mendapat teror selama bertahun-tahun, dan yang sering kena adalah ayahku, sedang aku alhamdulilah tidak pernah kena dan semoga saja tidak akan. Namun ibuku pernah mengalaminya sekali, pada bagian lengan kanannya terasa ngilu, rupanya setelah di obati di temukan puluhan jarum. Pelet pun pernah mengenai beliau, yang secara sengaja dikirimkan oleh seorang juniornya, yang pernah jatuh hati pada ibuku tapi akhirnya ayahkulah yang mendapat cinta ibuku.

Bisa di bilang ibuku adalah kembang desa pada waktu itu, bayangkan saja sekarang beliau sudah berumur 46 tahun namun nampak seperti umur 25/30 tahun. menurut sesepuh yang kini menjadi guru kami berdua ini, hal itu di karenakan ibuku masih keturunan dari Panembahan Senopati danang sutawijaya, dan menurunkan seorang keturunanya seorang kuwu yang bernama mbah kuwu Tondonegoro yang sekarang pusaranya berada di Magetan, jawa timur. yang merupakan kakek buyut dari ibuku dan sekarang selalu mendampingi ibuku kemana pun beliau pergi. dan, ibuku juga didampingi pula oleh mbah joyo pelet, yang merupakan kakek dari pihak ibu.

Setelah para karuhun dari pihak ibu menjaga beliau, lambat laun keadaan jadi berubah, dan dengan asma pamalik, sebut saja begitu yang di ajarkan oleh guruku, mampu membalikan serangan pelet yang sengaja di lancarkan oleh junior ibuku itu dan berbalik menyerangnya  sehingga dia menjadi stres, menurut beliau orang itu sekarang adalah seorang anggota polisi berpangkat perwira dan berdinas di jakarta.

Memang menurut akal sehat kita hal yang di alami keluarga kami memang tidak masuk akal namun itulah kenyataan yang kami hadapi walau hal itu muskil dan bukan konsumsi akal sehat manusia normal, terlebih ketika berita duka menghampiri keluarga kami, ada sepuluh orang anggota keluarga kami yang berpulang ke hadiratNYA. menurut pandangan batin ibuku dan guruku dua diantara mereka meninggal secara tidak wajar. itu disebabkan karena ulah koleganya di kantor mereka, ayahku pun entah untuk ke berapa kalinya terkena lagi, pertama, pada sekujur tubuhnya di pasang secara gaib, berupa pasak yang sengaja di pasang oleh pelaku, supaya ayahku apabila mengendarai mobil mengalami kecelakaan. sungguh bejat!, makiku saat itu.

Pernah suatu ketika aku pun memiliki niat iblis untuk membalas perbuatan si pelaku, namun langsung di cegah oleh guruku dan ibuku. karena apabila aku melakukan niat jahatku itu maka aku sama halnya dengan pelaku. menurut beliau, biarlah azab allah yang membalas apa yang di perbuat oleh si pelaku. Sepengetahuan kami sekeluarga,  pelaku penyantetan tiada lain adalah tetanggaku sendiri yang memang sudah dirasuki oleh anak cucu iblis dan lebih parahnya lagi dia menjadi anggota DKM (dewan kemakmuran masjid) dan sering menjadi muadzin di mesjid yang berada di lingkungan kami. Sungguh tak tahu malu seakan perbuataan yang selama ini dia lakukan tidak menuai dosa, demi Allah beserta segala keagunganNYA, aku tidak berbohong. Apabila aku mengingat kejadian yang dulu pernah kami sekeluarga alami serasa aku mau muntah, apalagi mengingat perbuatannya dan kedok yang selama ini dia kenakan. "Dasar sok alim", makiku.

Selepas lulus dari SMA, ayahku lagi-lagi terkena santet dan lebih ganas lagu serta lebih sadis dari kejadian sebelumnya, perut ayahku tiba-tiba saja membengkak seperti orang yang hamil tujuh bulan. setelah melakukan kontempelasi sejenak guruku berujar, "Wah, nak yang begini harus segera di obati, kalau tidak segera di obati bisa berbahaya nantinya", akupun lantas sesegera mungkin membawa ayahku ke rumah guruku yang juga adalah seorang keturunan dari seorang patih dari zaman majapahit itu. Setelah dilakukan pengobatan pada diri ayahku secara bertahap, di ketemukan sejenis kawat sejenis kawat berduri dan benang lalu pecahan kaca dan masih banyak lagi benda-benda asing yang seharusnya tidak berada dalam perut manusia.

Menurut ayahku perutnya serasa terbakar dan amat susah untuk di gerakan dan menurut guruku, santet itu berasal dari daerah pedalaman di jawa barat, mungkin karena kasihan melihat keadaan keluarga kami yang seperti ini ,para leluhurku memberikan zimat untuk menjaga diri dari serangan pihak-pihak yang berusaha membinasakan keluarga kami, dan sekarang becokol dua keris gaib yang ada di tubuhku dan lafadz Muhammad di dadaku dan satu mustika pemberian dari ibu Ratu kidul yang kini ada di keningku.

Ibuku juga mendapatkan hal yang serupa, di tambah dengan mustika dari mbah kuwu tondonegoro, ayahkuku pun mendapat juga benda gaib itu, menurut guruku yang juga ikut andil dalam proses memasukan piandel gaib itu, menyarankan supaya memperbanyak ibadah dan memohon selalu perlindunganNYA dan tidak terlalu mendewakan piandel serta menyarankan untuk selalu mewiridkan kalimah suci "Lailaha illa anta subhanaka inni kungtu minadzalimin", sebanyak tujuh kali sebelum tidur dan membaca Ayatul Qursyi tiga atau tujuh kali, supaya kita selalu dalam lindunganNYA.

Beliau juga menyarankan untuk selalu membaca asma pamalik agar kami di jauhkan dari segala macam marabahaya. baik itu berasal dari makhluk gaib ataupun manusia, dan beliau juga berpesan untuk tidak memberi tahukan amalan tersebut kepada orang lain, takutnya nanti di salahkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Memang sungguh luar biasa amalan ini, bayangkan saja, orang yang tadinya benci sekalipun setelah dibacakan asma ini tiba-tiba saja menjadi suka dan iba. serta mampu membalikan santet dan pelet langsung kepada pemiliknya. Ibuku juga menggunakan asma ini untuk membalikan serangan pelet  kepada orang yang dulu memeletnya, dan sekarang ilmu orang tersebut telah hilang dan apabila di gabungkan dengan Salawat Nariyah sebanyak sebelas kali maka namanya berubah menjadi asma jamparing, yang artinya "panah", yang menurut beliau bisa di pakai memelet orang atau pun lawan jenis yang menjadi sasaranya hanya dalam hitungan menit saja.

Pantas saja guruku begitu mewanti-wanti untuk menjaga rahasia ini sampai kapan pun terlebih lagi apabila di lambari dengan asma Syaiful jabar mungkin yang hanya sanggup menetralisir hanya zuriah dan kanjeng nabi saja. Mungkin hal ini yang menyebabkan mengapa sangat berbahaya apabila jatuh ke tangan yang salah. Selain itu beliau menggungkapkan bahwa santet yang selam ini dilancarkan berasal dari berbagai daerah, seperti Banten, cisewu, cidaun, cidamar, cirebon, sampai ujung pandang. Namun syukur alhamdulilah sampai detik ini kami sekeluarga dalam keadaan bai-baik saja.

Adapun si penyantet yang tiada lain adalah tetengga kami yang berinisial "Y" itu sudah dua kali terserang penyakit malaria, mungkin saja itus alah satu azab Allah untuknya di dunia, kita tidak menaruh dendam, mungkin karena sudah keseringan. Malah kami berdoa semoga dia mendapat hidayah dariNYA, semoga saja kisah nyata  perjalanan hidup keluarga kami ini dapat di ambil hikmahnya, dan yakinlah pada diri kita sendiri bahwa segala kemungkaran dan kejahatan baik itu datangnya manusia ataupun makhlik Allah yang lain, pasti dapat kita atasi selama kita mau berikhtiar dan selalu minta petunjuk dariNYA karena kepadaNYA lah kita akan kembali.



Sumber